I.
Latar
belakang
Pada kesempatan kali
ini saya akan membahas contoh penyimpangan sosial antaralain: mecorat-coret
dinding atau fasilitas sekolah dan membentuk geng yang meresahkan lingkungan
sekolah yang kerap terjadi dilingkungan sekolah, perilaku yang saya akan bahas
ini memang masuk dalam penyimpangan negatif. Karena berdampak buruk bagi
kelangsungan siswa/i yang melakukan kegiatan penyimpangan tersebut dan hampir
tidak ada dampak positifnya. Dengan saya membahas contoh penyimpangan ini,
semoga akan menjadi pengajaran yang baik dan bermanfaat.
Dasar hukum:
1. Tata tertib sekolah pasal 38 bab V (larangan
merusak sarana dan prasarana milik sekolah dan sekitarnya)
2. Pasal 39 (sanksi pasal 38 bahwa apabila
melanggar diharuskan memperbaiki atau
mengganti sarana sekolah yang rusak)
3.Pasal 33 bab VI (persenjataan
tajam,tumpul,api,petasan)
4.Pasal 34 bab VI (minuman keras, narkoba)
II.
Hipotesis
·
Mencorat-coret
tembok timbul karena jiwa seni mereka yang tidak tersalurkan dengan baik
disekolah;
·
Mencorat-coret timbul karena bentuk
mengungkapkan ekspresi mereka yang kurang tepat;
·
Mencorat-coret dinding sekolah juga belum
memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan sekolah;
Ø
Membentuk geng yang meresahkan datang dari rasa
solidaritas negatif;
Ø
Dan juga dapat merugikan orang lain;
Ø
Membentuk geng yang meresahkan juga dapat
menimbulkan perilaku penyimpangan lainnya.
III.
Hasil
eksperimen dan analisis
Mencorat-coret tembok timbul karena jiwa seni mereka yang
tidak tersalurkan, karena mereka belum paham tentang bagaimana menyalurkan
tulisan atau gambar mereka selain di tembok/dinding sekolah, mereka juga belum
diarahkan dengan maksimal, sehingga mereka melakukan penyimpangan itu.
Mencorat-coret timbul karena bentuk mengungkapkan ekspresi mereka yang kurang
tepat, masalah ini adalah masalah wadah bagaimana mereka mengekspresikan bentuk
ekspresi mereka. Demikian, harus diberi wadah agar tidak melakukan penyimpangan
ini. Mencorat-coret dinding sekolah juga belum memiliki kesadaran akan
kebersihan lingkungan sekolah, ini sama halnya dengan bagaimana mereka
diarahkan dan diberi wadah appresiasi yang benar dilingkungan mereka.
Membentuk geng yang meresahkan datang dari rasa solidaritas
negatif, solidaritas yang negatif disini dilihat dari dampak yang ditimbulkan,
mereka yang membentuk geng tersebut akan terpengaruh ajakan yang tidak baik,
dengan alasan solidaritas. Solidaritas inilah solidaritas yang negatif. Membentuk
geng yang meresahkan dapat merugikan orang lain, dengan perilaku mereka
sehari-hari seperti membolos, memalaki teman, tawuran akan merugikan
kelompok/geng tersebut dan begitupun juga dengan masyarakat sekitar terganggu
dengan perilaku mereka.
Membentuk geng yang meresahkan juga dapat menimbulkan
perilaku penyimpangan lainnya, contohnya tawuran, narkoba, membolos, merokok,
balapan liar, mencoret-coret tembok dll.
IV.
Tanggapan
dan saran
ü
Sebaiknya wadah appresisasi di lingkungan
sekolah seperti mading dapat dikembangkan dan direalisasikan dengan baik,
sehingga siswa/i dapat menyalurkan
appresiasinya dengan tepat;
ü
Sanksi bagi yang kedapatan mencorat-coret tembok
harus dijalankan sesuai peraturan sekolah yang berlaku;
ü
Osis/mpk atau lainnya dapat menghimbau kepada
seluruh siswa/i akan kesadaran berkreasi dan berappresiasi disekolah dengan
baik;
ü
Memberikan arahan kepada geng/kelompok yang
meresahkan, agar mengikuti organisasi yang berguna dan bermanfaat;
ü
Menumbuhkan solidaritas yang baik sejak dini
seperti rasa nasionalisme dan patriotisme.
V.
Kesimpulan
Mencorat-coret tembok
merupakan penyimpangan individu dan bisa juga kelompok. Jangka waktunya
sekunder. Tahap lanjut karena, tidak
dapat diterima dan harus dipertanggung jawabkan perbuatannya, seperti
membersihkannya kembali tembok yang sudah dicoret. Kadar dalam penyimpangan ini
berat karena ada diperaturan sekolah tentang kebersihan lingkungan sekolah, dan
memiliki sanksi.Membentuk
geng yang meresahkan merupakan penyimpangan kelompok, sekunder, dan berat.
VI.
Penutup
Demikian pembahasan masalah penyimpangan yang da
dilingkungan sekolah ini, semoga dapat menjadi pembelajaran yang berguna dan
bermanfaat. Dan juga tidak terjerumus ke penyimpangan negatif-negatif lainnya.